Komputer dan Kasino: Dua Budaya di Dunia Blockchain

Dalam bidang blockchain terdapat dua budaya yang sangat berbeda. Yang pertama adalah budaya komputer yang melihat blockchain sebagai cara untuk membangun jaringan baru, inti dari budaya ini adalah blockchain mendorong gerakan komputasi baru. Yang lainnya adalah budaya kasino yang fokus pada spekulasi dan mencari uang, yang hanya melihat blockchain sebagai alat untuk menciptakan token transaksi baru.

Laporan media sering kali memperburuk kebingungan orang terhadap kedua budaya ini. Kisah dramatis tentang menghasilkan uang dan kehilangan uang mudah dipahami dan menarik perhatian, sementara kisah tentang perkembangan teknologi memerlukan lebih banyak pengetahuan latar belakang untuk dipahami.

Budaya perjudian memiliki masalah yang jelas. Contoh ekstrem adalah suatu bursa offshore yang sudah bangkrut, yang dampaknya sangat merusak. Itu memisahkan token dari konteksnya, membungkusnya dengan kata-kata indah, dan mendorong perilaku spekulatif. Meskipun bursa yang bertanggung jawab menyediakan layanan yang berharga, seperti penyimpanan, staking, dan likuiditas, bursa yang sembrono justru mendorong perilaku buruk, bahkan dapat berkembang menjadi skema Ponzi.

Bagusnya, tujuan dasar regulator dan pengembang Blockchain sejalan. Undang-undang sekuritas bertujuan untuk menghilangkan asimetri informasi dalam perdagangan sekuritas publik, sementara pengembang Blockchain berkomitmen untuk desentralisasi dan mengurangi ketergantungan pengguna pada kepercayaan terhadap peserta jaringan lainnya.

Namun, lingkungan regulasi saat ini masih kompleks. Menerapkan hukum dari era pra-internet pada jaringan modern, sementara memberikan keuntungan bagi pelaku buruk, juga meninggalkan banyak area abu-abu. Bahkan ada perbedaan antara lembaga regulasi mengenai penilaian beberapa aset kripto.

Ketidakpisahan kepemilikan dan pasar

Beberapa aturan yang diajukan oleh pembuat kebijakan dapat secara substansial melarang token, bahkan mempengaruhi seluruh ekosistem Blockchain. Namun, token tidak hanya digunakan untuk spekulasi, mereka adalah alat yang diperlukan untuk memberikan komunitas kepemilikan atas jaringan.

Desain token yang rasional memiliki kegunaan tertentu, termasuk mendorong pengembangan jaringan dan menggerakkan ekonomi virtual. Token adalah fitur inti dari jaringan blockchain, bukan barang tambahan yang bisa diabaikan. Tanpa token, tidak mungkin untuk mewujudkan kepemilikan komunitas dan jaringan.

Ada yang mengusulkan apakah mungkin melalui alat hukum atau teknis untuk membuat token tidak dapat diperdagangkan, untuk menghilangkan risiko spekulatif. Tetapi ini sebenarnya setara dengan mencabut hak kepemilikan. Tanpa perdagangan berarti tidak ada hak kepemilikan yang sebenarnya, keduanya tidak dapat dipisahkan.

Salah satu solusi yang patut dibahas adalah membatasi sementara penjualan kembali token setelah jaringan blockchain baru diluncurkan, sampai mencapai tonggak tertentu. Ini dapat membantu menyelaraskan insentif orang dengan kepentingan sosial yang lebih luas, menghindari spekulasi berlebihan di awal.

Industri memang memerlukan regulasi lebih lanjut, tetapi regulasi harus fokus pada penegakan tindakan buruk, melindungi konsumen, menstabilkan pasar, dan mendorong inovasi yang bertanggung jawab sebagai tujuan kebijakan. Jaringan Blockchain adalah teknologi kunci untuk membangun kembali internet yang terbuka dan demokratis, pentingnya regulasi tidak dapat diragukan.

Perusahaan Terbatas: Contoh Regulasi yang Mendorong Inovasi

Sejarah menunjukkan bahwa regulasi yang bijaksana dapat mempercepat inovasi. Sebelum pertengahan abad ke-19, kemitraan adalah struktur perusahaan yang dominan, di mana semua pemegang saham bertanggung jawab penuh atas tindakan perusahaan. Struktur ini membatasi kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan dana.

Dengan datangnya pesatnya kereta api dan industrialisasi pada tahun 1830-an, kebutuhan akan dana dalam skala besar mendorong penyebaran perusahaan dengan tanggung jawab terbatas. Meskipun perubahan ini memicu kontroversi, akhirnya industri dan pembuat undang-undang mencapai kompromi yang cerdas dan membentuk kerangka hukum yang tepat. Ini tidak hanya menjadikan tanggung jawab terbatas sebagai norma baru, tetapi juga mendorong munculnya pasar modal publik, yang meletakkan dasar bagi perkembangan ekonomi di masa mendatang.

Jalan Masa Depan Blockchain

Sejarah partisipasi ekonomi menunjukkan interaksi antara kemajuan teknologi dan hukum. Dari kemitraan hingga perusahaan terbatas, hingga jaringan blockchain saat ini, ruang lingkup kepemilikan terus berkembang. Jaringan masa depan mungkin memiliki miliaran pemilik.

Perusahaan di era jaringan membutuhkan cara organisasi yang baru. Menerapkan struktur hukum tradisional pada struktur jaringan yang baru menyebabkan banyak masalah, seperti harus beralih dari model menarik pengguna ke model mengeksploitasi nilai. Dunia membutuhkan cara yang berasal dari digital untuk mencapai koordinasi, kolaborasi, dan kompetisi.

Blockchain menyediakan struktur organisasi yang wajar untuk jaringan, sedangkan token adalah kategori aset yang alami. Pembuat kebijakan dan pemimpin industri harus bekerja sama untuk merumuskan kerangka regulasi yang tepat untuk jaringan blockchain, seperti yang dilakukan oleh pendahulu untuk perusahaan terbatas. Aturan-aturan ini harus mendorong desentralisasi, bukan default ke sentralisasi.

Dengan mengatur secara seimbang, kita dapat mengendalikan budaya spekulasi, sekaligus mendorong inovasi teknologi. Regulasi yang bijak akan memberikan ruang bagi para inovator untuk fokus membangun masa depan.